SURABAYA – Fakultas Kedokteran Gigi UNAIR meraih rekor dunia dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada Minggu (2/10/2022). Kegiatan itu diadakan dalam acara Stovit Timnas and Dental Exhibition (STOVITIMDEX) 2022 yang terselenggara pada Jumat (30/9/2022) hingga Minggu (2/10/2022) di Hotel Westin, Surabaya.
FKG UNAIR pecahkan rekor dunia dalam melakukan edukasi kesehatan gigi menggunakan bahasa isyarat oleh dokter gigi terbanyak FKG UNAIR. Sebanyak 933 dokter gigi alumni FKG UNAIR tercatat dalam acara tersebut.
Dalam acara tersebut, para dokter gigi mengedukasi pelajar Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Mulia, Surabaya, dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Edukasi itu dilakukan dengan menyanyikan lagu tentang edukasi kesehatan gigi serta diiringi gerakan bahasa isyarat oleh para dokter.
Dekan FKG UNAIR Dr Agung Sosiawan drg M Kes dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran para alumni FKG UNAIR. “Saya menyaksikan kekompakan panjenengan yang datang dari jauh. Dari Papua, dari Sumatera, dari Kalimantan, bahkan dari Sulawesi Tenggara juga ada. Tentu ini adalah wujud komitmen anda sebagai alumni FKG UNAIR, ” ucapnya.
Dr Agung berharap acara STOVITIMDEX 2022 bukanlah momen kebersamaan terakhir antara FKG UNAIR dan lulusannya. “Saya berharap untuk tahun depan ada reuni akbar untuk lulusan kita semuanya.”
Ia menambahkan, “Saya berharap semua tetap hadir, semua tetap kompak dan bersama-sama kita wujudkan
Edukasi menggunakan bahasa isyarat. (Foto: Muhammad Mu’afa Rahman)
Selanjutnya, keputusan pemberian Rekor MURI dilakukan oleh Andre selaku pihak MURI. Ia pada awalnya menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa menyatakan kegiatan ini dalam rekor Indonesia. Namun, selanjutnya ketika Andre menyatakan kegiatan ini sebagai rekor dunia, seluruh hadirin langsung bersorak bersamaan.
“Jadi kami, tim Museum Rekor Dunia Indonesia dengan permohonan maaf, kami akan gagalkan rekor hari ini sebagai rekor Indonesia. Kami sangat memohon maaf sebelumnya. Karena rekor hari ini akan kami anugerahkan sebagai rekor dunia, ” ucapnya.
Andre melanjutkan, “Karena kami yakin edukasi yang dilakukan dengan bahasa isyarat ini adalah di Indonesia terbanyak yang dilakukan oleh dokter gigi dari Universitas Airlangga!” serunya.
Penulis: Muhammad Mu’afa Rahman
Editor: Feri Fenoria